nusakini.com-- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta rakyat Indonesia untuk tetap menjaga identitas bangsa dan menjadi tuan rumah untuk bangsanya sendiri. Hal tersebut yang nantinya akan ia sampaikan dalam acara Penutupan Musyawarah Masyarakat Adat Batak Tahun 2016 di Parapat, Sumatera Utara. 

Tjahjo mengatakan, hal yang dialami Indonesia saat ini adalah krisis budaya. Maka dari itu, kebudayaan nasional harus mengarah kepada suatu strategi kebudayaan dengan menjadikan bangsa yang tangguh dan entrepreneurial guna mempertahankan budaya dengan memupuk semangat kebhinekaan. 

• Pj Gubernur Sumut Sambut Baik Arahan Mendagri Jaga Pergerakan Komoditas Pangan
• Halalbihalal Pujakusuma, Pj Gubernur Sumut Harap Dampak Positif Ormas Semakin Masif
• Sekdaprov Sumut Beri Semangat dan Pesan ke Anak-anak Panti Asuhan
• Edy Rahmayadi Bawa Investor untuk Bangun Pabrik Minyak Serai Wangi di Dairi
• Nawal Lubis Berharap Pemkab Dairi Terus Prioritaskan Pembangunan PAUD

“Tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote, adalah kewajiban kita semua untuk memupuk rasa semangat kebhinekaan dalam identitas dan kesadaran nasional” kata Tjahjo, Jumat (29/8) 

Menurut dia, berbagai macam keberagaman bangsa ini merupakan sebuah kenyataan. Rakyat Indonesia merupakan potensi nasional yang harus dilihat sebagai aset. 

“Pluralistiknya Indonesia harus dilihat sebagai aset nasional dan kita semua sebagai rakyat Indonesia harus memiliki pola pikir yang mutualisme” ungkap Tjahjo. Maksud pemikiran mutualisme menurut Tjahjo adalah sebagai rakyat Indonesia kita harus menghindarkan pola pikir yang tidak sehat. 

Tjahjo juga meminta untuk tetap bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing demi peningkatan kualitas sosial dan juga budaya (kultural) dalam kehidupan berbangsa.(p/ab)